Orang-Orang dalam Kenang
![]() |
Penghujung 2019, aku baru saja punya pekerjaan tambahan. Selain mengejar resolusi yang setiap tahun selalu gagal untuk dicoret, dan mengcopynya pada resolusi untuk tahun selanjutnya. Aku juga harus membereskan setumpuk kenang tentang beberapa orang yang pernah menggelayap dalam malam-malam panjang.
Setumpuk kenang tentang orang-orang yang semula aku kenal unik, realitis, idealis juga kadang gila. Tiba-tiba dalam perjalanan dewasa... Mereka mungkin saja melebur juga digembur kehidupan....
Sederhana, setiap orang selalu berubah, juga mereka. Tapi aku masih saja mengenang mereka dengan cara yang sama. Misal,
Seorang gadis yang menurutku punya banyak atom kebahagiaan hingga ia selalu ceria, terus terang dan berani dengan apa yang benar menurutnya. Juga suka teriak-teriak. Sekarang setelah jarak menjeda, aku membaca ketakutan-ketakutannya. Akan apa yang dilakukannya sekarang dan apa yang orang-orang seusianya lakukan sekarang. Namun, lebih dari itu aku membaca ketulusan dan kerelaan untuk menghidupi apa yang benar-benar berharga untuknya. Mungkin, hingga sekarang aku pun belum berani untuk melakukannya.
Atau, seseorang yang selalu mengingatkanku pada senja. Dia dengan segala kerja kerasnya, keinginan, harapan masih saja lemah lembut dan mengejar mimpinya dengan sederhana. Ia berlarian dengan tubuh mungilnya, mengejar mereka demi satu suara kebenaran. Semoga, suatu waktu Tuhan mempertemukan dia dengan menggenggam semua harapannya.
Juga, seseorang yang menyukai petrikor. Ia yang dulu biasa mengembara diantara gedung kampus mencari daun-daun juga akar-akaran. Kini mengembara luas di lembah, danau, hutan aroma. Semoga, selalu ada orang-orang baik dalam perjalanannya.
Dua orang lagi, mereka yang bagiku sangat realistis dengan hidup. Punya arah yang jelas. Berpikiran terbuka. Juga selalu menjadi pengingat bahwa hidup tidak bisa sebebas itu. Perlahan diperjalanan dewasanya menjadi seperti apa yang diinginkannya. Sebuah proses yang perlu banyak aku pelajari.
Dan mereka semua, aku katakan cukup gila. Juga orang-orang lainnya dalam kenang yang tak sempat tertulis. Mereka cukup gila untuk menjadi dirinya dan menerima lainnya.
Ciputat, 15 Des 19
Kaa
Image by pinterest.com
Komentar
Posting Komentar