Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Kembali ke Desa untuk Mengentas Kemiskinan

Gambar
Pemudaku kemana dirimu? Saat renta mencari sesuap nasi dengan lelah. (google.com) “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu pemuda bisa mengubah dunia” -Soekarno             Dulu Soekarno, seorang pemuda yang membela bangsanya demi kemerdekaan pernah mengatakan hal demikian pada masanya. Namun, jika Soekarno hidup pada masa ini akankah ia kembali   mengatakan hal yang sama. Akahkah di mengatakan satu orang pemuda yang berjalan acuh dengan gadget -nya seolah lupa dunia luar, adalah pemuda yang diharapkan dapat mengubah dunia. Apakah harga jutaan gadget mereka tidaklah lebih penting dibandingkan dengan kepedulian menganjal perut saudaranya.             Sejak tujuh puluh dua tahun lalu Indonesia merdeka, tidak satu dua masalah yang dihadapi oleh negeri ini. Tercatat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2017 ada 27,77 juta orang (10,64 persen d...

Pemuda Memberi Tanpa Balas Kasih #PemudaMendesa Yulia Eka Sari for Anti Corrupttion Youth Camp 2017

Gambar
                        Matahari tidak bersinar terlalu terik ketika saya mengunjungi Koto Gadang, Agam, Bukittinggi, Sumatra Barat pada 11 November 2017 lalu. Koto Gadang adalah salah satu desa yang menerima dana desa sesuai dengan Undang-Undang   Peraturan   Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Desa yang telah direvisi menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015.             Kala itu waktu baru menunjukkan pukul 16.30 WIB, waktu sore yang biasanya digunakan oleh penduduk desa untuk rehat dari pekerjaannya dan berkumpul untuk mengobrol diwarung, maupun bermain dengan anak-anak. Tapi tidak demikian yang saya dapati di Koto Gadang. Desa yang melahirkan tokoh-tohoh besar seperti Agus Salim, Rohana Kudus tampak tidak   seperti desa yang   melahirkan pemuda-pemuda   yang menjadi tokoh...

Hanya Amai, Kemana Rohana Kudus Kini

Gambar
Sudah 88   tahun Rohana Kudus berpulang dari Ranah Minang. Kini hanya tinggal amai-amai Koto Gadang yang setia tanpa generasi penerus.   Wawancara: Mahnidar (72), pengurus Yayasan Amai Setia tengah diwawancarai oleh salah satu peserta Workshop Antikorupsi KPK RI di Yayasan Amai Setia, Koto Gadang, Sumatra Barat, Sabtu (11/11). f/Eka Kedua belah pagar besi itu tampak terbuka. Dari kejauhan pejalan kaki yang melewatinya sudah bisa mengira bahwa yayasan yang dipagari oleh dinding putih tersebut sudah masuk jam buka.   Tepatnya pukul 10.00 WIB pagi. Bangunan yayasan berwarna krem yang terletak di Koto Gadang, IV Koto, Agam, Sumatra Barat memang menjadi salah satu ikon bukan saja di nagari tapi juga di ranah Minang. Pasalnya bangunan tersebut dijadikan pusat sovenir kerajinan perak, sulaman, songket, renda dan sebagainya untuk wisatawan. Pusat souvenir itu disebut Kerajinan Amai Setia yang berdiri pada 1915. Rohana Kudus Menurut Mahnidar (72) se...