Inti Gagal Adalah Bangkit
![]() |
(google.com) |
Dalam setiap
rancangan, selalu ada dua kemungkinan. Berhasil atau gagal. Diterima atau
ditolak. Disimpan atau dibuang. Dilaksanakan atau diabaikan. Dipuji atau
dicemeeh. Dilanjutkan atau ditunda. Selalu begitu. Karena ia berada dalam dua
takdir berbeda pula. Takdir yang nanti akan bisa kau tarik garis kemana akhir
kehidupan. Jika demikian tentunya kita ingin jauh-jauh dari kata gagal, agar
ada garis baik yang menuntun kita pada takdir baik. Tapi tidak semuanya
demikian teman, yang terpenting adalah mengambil hikmah dari semua hal yang
terjadi dan tetap percaya pada dirimu. Karena katanya, perihal garis itu sudah
termaktub dalam Lauh Mahfuz.
Tapi sayangnya untuk mengambil hikmah
dari sebuah kegagalan tidaklah mudah Ini tergantung pada kedewasaan
emosionalmu. Sehingga tidak ada kekecewaan yang membawamu larut terlalu dalam.
Dan larut terlalu dalam hanya akan membawamu pada kemunduran diri sendiri. Dalam
sebuah buku saya pernah membaca, “Apa
gunanya Anda meratapi masa lalu yang tidak pernah kembali, karena dengan apapun
Anda membayarnya, ia tak akan pernah berubah” Lalu teman, untuk apa pula
kita habiskan jatah hidup kita yang begitu berharga disetiap detiknya hanya
untuk meratapi kemunduran diri. Salah-salah bersedih hati malah menjadi
penyakit loh.
Tapi bagaimana caranya ketika kita
gagal langsung berpikir bahwa ada hikmah untuk semua ini? Kuncinya ikhlas dan
kerelaan atas apa yang diputuskan. Terima ia dengan lapang dada. Anggap saja
ini bukan waktu yang tepat untuk kita berada disana, dikeberhasilan itu. Ada orang
lain yang mungkin usahanya lebih keras dari kita. Atau yang paling indah kau
bisa mengatakan pada dirimu sendiri, “Bahwa
Tuhan menyimpan sesuatu yang lebih indah untuk saya dibanding ini” Maka kau
akan tenang dengan setiap hal yang
terjadi dalam hidup ini. Karena lagi, “Yang namanya rezeki tidak pernah ditukar oleh Tuhan” ia akan
menjadi hakmu selagi itu adalah hakmu. Lantas apakah dengan demikian kita akan
memiliki jiwa yang lemah? Karena terlalu mudah menerima bahwa diri ini selalu
gagal?
Tidak. Tidak. Tidak. Saya pribadi
harus mengatakan itu berulang kali ketika saya gagal dan mencoba menerima
dengan lapang dada. Tapi ketika menerima, saya malah berpikir apakah diri ini
lemah. Tidak punya semangat juang yang kuat. Jadi pantas saja saya akan selalu
menemui kegagalan. Tapi tidak demikian teman. “Kegagalan juga ujian untuk kedewasaan” Karena adakalanya bukan
hanya kemenangan yang layak kau terima sebagai hadiah atas kerja kerasmu.
Kegagalan pun bisa menjadi hadiah berharga atas kerja keras itu jika kau pandai
untuk menyikapinya. Pikirkan saja bahwa, “Tuhan
memberi saya hadiah ini, lebih baik untuk memperbaiki apa yang mungkin salah
selama proses mencapai sesuatu” Mungkin ada khilaf terucap. Mungkin kau saja
terlalu menganggap enteng. Atau mungkin, saya tidak melakukannya dengan sepenuh
hati. Pikirkan lagi teman. Karena kerelaan menerima kegagalan adalah pertanda
bahwa dirimu kuat untuk menerima kegagalan ditingkat yang lebih tinggi
sekalipun.
Setelah itu apa yang akan kita
peroleh setelah ikhlas menerima kegagalan? Apakah saya akan bisa berhasil lebih
dari kegagalan yang kemarin? Apakah saya akan bisa menuntaskan semua kegagalan
saya dengan kerelaan? Adakah jaminan untuk berhasil? Sebenarnya apa sih yang
saya peroleh dari ikhlas ini???
Teman, tidak semua hal harus kau
minta untuk menerima balasan. Adakalanya bantuan setulus hati yang kau berikan
tidak membekas apa-apa bagi yang meminta pertolongan. Adakalanya kebaikan
dicemburui dan kejahatan menjadi wajar. Toh, apa artinya terimah kasih bagimu,
jika kau ikhlas dan tahu bahwa ini semua datang dari Tuhan. Kuncinya serahkan
pada tuhan. Dengan demikian ketika kau sudah ikhlas jiwamu akan lebih tentram,
pikiranmu jernih dan semangat juang baru akan muncul lagi. Maka apakah yang
lebih berharga dibanding itu jika bukan sebuah kebangkitan kembali. Bukankah
kebangkitan itu yang nantinya akan menjadi harapan untuk beroleh keberhasilan.
Bukankah nantinya kebangkitan itu yang membawamu jauh dari lembah keterpurukan
meratapi masa lalu. Bukankah kebangkitan yang membangkitkan asa disela-sela
genggaman jemarimu. Bukankah kebangkitan sudah menjadi hadiah yang terbaik
daripada kegagalan. Bukankah itu yang kau tunggu, bangkit lalu bergerak
kembali.
![]() |
(google.com) |
Dan persoal apakah ada jaminan untuk
keberhasilan yang lebih gemilang setelah kegagalan. Kau tak akan membutuhkan
jaminan itu teman, karena jaminan itu hanya pelecehan atas kebangkitanmu.
Pengkhianatan akan semangat juangmu. Kenapa? Karena sepasukan kesatria tak
butuh baju zirah lengkap diseluruh tubunhya, senjata dan strategi yang mantap
jika ia tahu bahwa ia ia hanya melawan seorang pemuda yang sekarat. Apa artinya
teman? Jika perjuanganmu hanya dibalas dengan jaminan. Apa artinya teman? Jika
sudah capek-capek bangkit tapi malah tidak berpuas diri dengan proses yang
sudah jelas hasilnya. Kau akan kehilangan kebangganmu pada dirimu sendiri
teman. Kau akan kerdil dari kepercayaan dirimu teman. Kau tidak akan menarik inti
sebuah kejadian, tapi hanya menyentuh kulit-kulitnya saja.
Dan sungguh akan begitu besar
manfaat yang kau peroleh teman jika kau ikhlas atas kegagalan. Kau akan bisa
bangkit. Kau melalui garis bekelok indah. Kau tidak hanya akan menanam satu
bunga ditaman hatimu. Kau tidak hanya bertemu dengan rasa yang sama pada setiap
kesempatan. Jiwamu akan lapang. Urusanmu akan lebih muda. Dan kamu akan punya
beribu-ribu stok untung bangkit dan melakukan hal terbaik dalam hidupmu.
Salam Kebangkitan
Padang, 22
Juli 2016
Catatan: Jika teman ingin membaca edisi gagal saya,
silahkan lirik judul blog #Edisi Gagal
Komentar
Posting Komentar