Komposter: Mulai dari Memakan Sampah dan Menghasilkan Oksigen Sendiri

Pagi itu (21/12) matahari bersinar terik, seperti lazimnya matahari dikota Jakarta. Sinarnya membuat saya sedikit mengeluh karena harus berpanas-panasan menuju salah satu RW di Jakarta Timur, RW 01 Cipinang Melayu. Hari itu saya hadir dalam salah satu kelas komposter yang diisi oleh salah satu pengiat Kampung Berseri Astra (KBA) dari RW 01 Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, ia adalah RM Sutarno. Tapi, walaupun panas, saya sedikit bersemangat dan tertarik. Pasalnya pemahaman saya ketika mendengar komposter adalah tentang membuat pupuk kompos. Apakah benar hanya demikian? Tapi, saya salah besar pagi itu. Kesalahan pertama karena saya mengeluh soal panas. Panas sinar mataharilah yang membantu saya untuk hidup bukan? Yeay. benar untuk hidup. Bukankah sinar matahari yang membantu tumbuh-tumbuhan untuk berfotosintesi dan membakar makanannya. Tumbuhan nantinya akan mengikat karbon dioksida dan menghasilkan oksingen, yang membuat jantung saya juga kamu masih bis...